Flashback!

Jumat, September 02, 2022
Hari ini beda dari biasanya, saat tadi lagi ga begitu banyak kerjaan, tiba tiba aja notif  wa masuk dengan kata andalan sahabat aku, "Egaaaaaa".. dan tiba tiba satu foto masuk, dan ya, foto 2 manusia paling berarti dalam hidup aku sedang bertemu. Mereka sahabatku, sahabat 21 tahunku. Dan mereka videocall, pembicaraan mengalir begitu saja, seolah tak pernah ada jarak, padahal kita sedang ribuan kilometer jauhnya. 

Dua sahabat laki lakiku...
Dari mereka aku tau bagaimana harusnya laki laki bersikap. Dari mereka aku bisa bertahan di kota orang tanpa sanak saudara. Mereka sahabatku sekaligus juga familyku. Kata orang, persahabatan antar laki laki dan perempuan itu sulit, dan yeah aku mengakuinya. Sulit untuk tidak tumbuh perasaan sayang berlebih, pastilah ada rasa cemburu sana sini, tapi rasa ini istimewa, karena kami tidak saling menyembunyikan, kami sama sama melaluinya, menormalkan apa yang kita rasakan itu wajar wajar saja. 

Standar laki laki yang aku cintai ada di mereka, standar persahabatanku pun ada di mereka. 
Aku, anak cewek 19 tahun saat itu, bukan anak gaul, bukan perempuan cantik, tapi diperlakukan luar biasa oleh mereka, disayang sekali. Bahkan sampai 21 tahun kemudian. 
Mereka tidak akan pernah membiarkan aku sendiri. Aku yang selalu dicari kala lelah menyerang, kala bahagia menghampiri. Mereka dengan cara mereka mampu membuat aku merasa dengan mereka semua cukup.

Standar laki laki yang memperlakukan perempuan dengan baik, yang memiliki skala prioritas untuk orang yang disayang, yang selalu punya jawaban di setiap pertanyaan, yang memiliki tujuan dalam hidup. 
Standar persahabatan yang selalu ada untuk sahabatnya, yang tidak membenarkan kesalahan, menertawakan masalah bersama lalu kemudian cari solusinya, yang quality bukan quantity. 
Aku yang selalu sampai saat ini berani menyatakan mereka adalah "top 5 my favourite person in my life"

Moment yang tak pernah akan aku lupa saat akhirnya aku harus berpisah dengan mereka karena harus kembali ke daerah asalku, Pelukan hangat, Usapan lembut di kepala, tatapan mata yang penuh sayang hari itu aku dapatkan, saat itu aku berpikir mungkin itu untuk terakhir kalinya karena semua akan berubah. 

Namun, bertahun kemudian, kala aku punya kesempatan bertemu lagi, pelukan hangat, usapan dan tatapan itu masih aku dapatkan, tidak berubah sedikitpun. 
Mereka masih yang selalu aku hubungi kala aku merasa hidup ini berat sekali. Saat bapak dan mama ngga ada, mereka yang selalu ada. 

Aku bahkan sangat ingat saat bapak ga ada, salah satu dari mereka sedang ada di luar negeri. Kalimat yang keluar darinya adalah "Ega, aku pulang ya, aku temenin". Tapi persahabatan kita tidak seegois itu, aku bilang jangan. Doakan saja. Yakinkan aku dari jauh kalau kamu ada buat aku. Dan setiap malam kamu menghubungi aku untuk tetap ada buat aku. 
Saat Mama ga ada dan itu dekat dengan lebaran, kalian tau apa yang aku butuhkan, telepon pertama di hari lebaran, bukan kalian yang hadir, tapi mama papa kalian yang nemenin aku, seolah olah hari itu kalian pinjamkan orangtua kalian untuk aku. 

Hari ini, kembali kalian menghubungi aku, tadi, tanpa pelukan hangat, usapan kepala, namun tatapan mata penuh sayang itu masih milik aku. Terima kasih untuk semua hari, penerimaan untuk semua kekurangan, dan cara meyakinkan bahwa kalian selalu ada. Tuhan, aku sayang sekali sama mereka berdua ini. Beri mereka bahagia. Itu sudah cukup. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makasi udah baca ceritanya kak ega.. please give ur comment and let me know who you are.. sekali lagi makasi kawan :)