2021...THAT YEAR I WAITING FOR....

Rabu, September 18, 2019
Kalo ditanya penyesalan... Saya akan menjawab ada. Penyesalan terbesar saya adalah Saat saya menyatakan IYA di tanggal 28 Februari 2017 saat saya ditanyakan bersediakah saya menjadi Kepala Sekolah...

Saat itu di kepala saya hanya "WOW.. Saya hebat bisa dipercaya menjadi kepala sekolah di umur saya yang masih 34 tahun". Saya merasa saya akan menemukan petualangan petualangan baru dengan jabatan baru saya. 

Tapi saya lupa saya juga akan kehilangan banyak.



Saya tak pernah bicara ini sedikitpun bahkan dengan siapapun. Saya akhirnya kehilangan teman kerja yang dulu sering bertanya "Ega baik2 aja kan?"....
Setelah saya menjadi kepsek semua harus tampak baik. Saya harus baik baik saja. 
Saya lupa bahwa keputusan akhirnya mutlak ditangan saya apapun permasalahannya. 
Saya lupa bahwa saya harus PEDULI disaat saya tidak ingin peduli
Saya lupa bahwa saya harus MENEGUR disaat saya menganggap itu sebenernya biasa aja, tapi dari segi jabatan saya harus melakukannya...

Namun dari sedemikiannya, Saya kehilangan moment saya didepan kelas.. saya merindukan saat saya harus mengajar tanpa memikirkan siapa guru yang tidak masuk, kelas mana yang ribut yang tidak ada gurunya, administrasi sekolah mana yang belum beres, pertemuan mana yang harus saya lakukan.

Saya sering ketakutan kehilangan moment bersama siswa saya. Maka saya memohon untuk tetap dapat mengajar. Karena saat saya didepan kelas, saya benar benar bisa menjadi diri saya. 
Diri saya yang saya tampilkan pada saat rapat, saat pertemuan dengan kepsek2 lain, dengan pejabat2 lain adalah diri saya yang takut tampil salah, diri yang banyak menyesuaikan dengan seharusnya, diri yang tak sepenuhnya bahagia.

Saya pernah bertindak seperti anak kecil yang kemudian ingin berhenti begitu saja. Saya pernah melaukan hal konyol dan sama sekali tak bertanggung jawab itu.
Namun akhirnya saya memutuskan menunggu tahun berakhirnya di 2021 itu. 
Saya akan kembali menjadi guru yang selalu sama murid murid saya. 
Saya akan menunggu waktu itu dan kemudian merayakannya. 

Tapi, saya bukan tipikal yang menyerah lalu hancur. Tidak. Menuju 2021 itu, semampu saya, semaksimal saya, lebih dari 100% pikiran dan tenaga saya akan lakukan untuk sekolah saya. Biar tak ada penyesalan lagi. Biar saya masih bisa bangga apa yang saya akan tinggalkan nanti. Saya masih merasa sering dan terus tidak percaya diri akan jabatan ini, tapi amanah dan tanggung jawab ini harus saya lakukan...

Maka, bantu saya dengan mendoakan saya menjadi lebih baik. Bantu saya untuk bisa dan terus mau melakukan yang terbaik. 
saya cuma ingin diingat orang.. itu siapa?Itu bu Mega. Guru Kami... 


Read more ...

Aku pamit ya

Rabu, September 18, 2019
Buat kamu yang terekam dihati 18 tahun lamanya...


Gila ya, bisa selama itu, aku bahkan tak menghitung waktu yang terbuang percuma dengan tetap mencintai kamu, membandingkan dengan kamu di setiap orang yang datang mendekat.
Aku bahkan tak lelah hanya dengan terus mengingat semua yang telah kamu lakukan padaku.
Betapa hari hari kita 7 tahun lamanya dapat membuat aku bertahan dengan perasaanku. Padahal aku sudah terhenti saat aku menerima undangan tentang pernikahan itu. 11 tahun kemudian, aku masih mencintaimu.. Iya, mencintaimu tanpa melakukan apa apa karena kemungkinan yang telah tiada.

Aku bertahan karena aku mencintaimu. Bukan untuk mendapatkanmu, mencari perhatianmu, atau membuat kau berpaling sekali lagi. Bukan. Aku bertahan karena aku ingin hidup. Aku bisa hidup dengan semua kenangan yang ada. 

Hei manusia 18 tahunku..
Aku akhirnya tiba pada masa dimana aku harus berhenti. 
Aku merindukan dimana aku bisa cerita apa saja dengan seseorang.
Aku merindukan perdebatan yang tak kunjung usai dengan seseorang.
Aku merindukan bahkan hanya dengan mendengar suara aku bisa tersenyum. 
Orang itu bukan Kamu dan tak mungkin kamu.



Aku minta maaf pada diriku sendiri. Aku sudah sejahat itu dengan tidak membuka hati pada siapapun. Kemarin untuk pertama kali dalam doaku bukan lagi kalimat "Ya Tuhan, berikan aku kekuatan untuk menjalani hidupku. Beri kebahagiaan buatnya, Dia manusia baik" tapi "Tuhan,lepaskan rasa ini, Legakan hati ini dengan tak ada lagi nama dia disetiap doa"...

Aku memaksa sadar doa yang kuberikan untukmu, sudah tidak tepat dan bukan lagi hakku.. Ada dia wanita hebat yang selalu bersamamu disaat jatuh dan bangkitnya dirimu. Aku tak membenci kamu. Toh pada saat usai, kita yang memutuskan bersama. Kalau lalu aku tetap mencintaimu, itu murni keputusanku..

Hey manusia 18 tahunku, 
Kamu tak akan melihatku lagi dengan tatapan sedihmu.
Aku sudah bangkit dengan benar kali ini.
Tidak membawa kenanganmu, Tapi membawa Allah disetiap langkahku.
Aku yakin Allah mulai saat ini akan memberi petualangan baru padaku. 
Mungkin terlambat banyak, namun kali ini aku melangkah dengan benar. 

Maafkan aku diriku. Mari kita pamit pada semua kenangan yang membuat kita bertahan.. Kedepannya bahagia yang benar benar bahagia....

Read more ...