Zonasi Bagi Negeri, Swasta? Zona Ketidaknyamanan

Jumat, Juli 12, 2019
Well, cerita saya kali ini mungkin tidak merubah apapun yang terjadi pada kota ini tentang Penerimaan Peserta Didik Baru ini. Hanya saja, hari ini saya harus bicara, biar lepas rasa ini, biar saya tidak kena serangan jantung atau stroke. Parahkah? Tergantung dari mana kita bisa melihat, tiap hidup selalu punya dua sisi.... 



Awal mula Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru ini dimulai, banyak harapan yang ada di hati saya :

1. Pemerataan Kualitas Pendidikan
 
Ini penting banget, mengingat di Kota ini seolah olah hanya Sekolah sekolah Favorit yang terbaik. Padahal tidak! Saya membayangkan bagaimana kalau ternyata semua siswa akhirnya terpenuhi di semua sekolah. Ada dana BOS yang kemudian bisa didapatkan oleh semua sekolah untuk membuat sekolah menjadi lebih baik. Akan ada kelengkapan sarana prasarana di semua sekolah karena bisa membeli peralatan. DANA BOS didapatkan per jumlah siswa bagi ada yang belum tau by the way. 

Semua sekolah akan terisi baik Negeri maupun Swasta. Setiap perlombaan tidak akan didominasi sekolah Favourite. Siswa siswa akan berkompetisi dengan seru nya. Jujur, saya adalah LULUSAN SEKOLAH Favourite dulu. Namun yang saya ingat hanya ada 2 jenis untuk masuk sekolah Favourite ini : PINTAR dan KAYA. Tapi KAYA lah yang mendominasi saat itu. Saya dikenal karena saya pintar. Saya tidak berani bergaul karena saya bukan KAYA. Hal itu membuat saya minder untuk main dengan temen temen sekolah saya, bahkan sampai saat ini, saya adalah pembaca setia di grup whatsapp alumni sekolah, Walaupun saya sudah KEPSEK. Aneh kan?

Nah, Nanti tidak ada seperti itu.Siapapun bisa masuk ke sekolah yang dianggap favourite dulunya, asal zonasinya dekat. Yang Pintar pintar bisa menyebar dan tidak menumpuk. Tidak ada yang menggunakan kekayaan orangtuanya untuk bisa masuk sekolah favourite. Anak anak sudah terlatih untuk mengikuti sistem. Ini bayangan saya. 

2. Jarak Tempuh Dekat

Sekarang, dengan adanya Kurikulum 2013, Siswa dituntut untuk mengikutinya dimulai dari jam 7 pagi sampai dengan 4 sore. Sistem Zonasi akan mempermudah itu. Anak anak yang bangunnya nauzubillah susahnya tidak akan terkejar kejar oleh waktu karena jarak tempuh dekat dan mengurangi kemacetan (mungkin saja kan), bisa jalan kaki atau naik kendaraan tapi tidak membutuhkan waktu lama. Begitujuga dengan pulang, mereka tidak akan kesorean sampai ke rumah. 

3. Banyak Anak Kreatif

Dengan adanya zonasi dan harapan .sekolah mendapatkan siswa, maka bantuan akan tersalurkan dengan baik. Sekolah bisa mempersiapkan sarpras maupun perkembangan ekskul menjadi lebih baik. Siswa siswa bisa memilih ekskul dan mengikuti kegiatan dengan senang karena alat ekskul yang lengkap dan tidak khawatir pulang kemalaman karena lagi lagi jarak tempuh dekat....

Ini Intermezzo sih, siswanya juga enak kok ya, bisa punya pacar yang jarak rumahnya dekat, hemat biaya cuy!!




Tapi kemudian, yang bayangan hanya tinggal bayangan. Lagi lagi Peraturan dibuat untuk dilanggar. Saat kemudian sistem menolak siswa yang masuk karena tidak terkena Zonasi, maka kemudian ada gelombang marah marah tanpa sortir yang kemudian akhirnya menekan Dinas Pendidikan dan Pemerintah. 
Semua orangtua mengumpulkan kekuatan layaknya emak emak yang punya power kuat di jalanan. Masih ada kemudian Orang tua yang mengadu ke Dinas, mengadu ke dewan. Menggunakan semua kekuatannya untuk membuat anak senang yang penting bisa masuk ke sekolah yang diinginkan. Yang kemudian tanpa mereka sadari, cara ini lah yang menjadikan anak anak mereka generasi yang menghalalkan segala cara, mempunyai rasa empati yang rendah, dan entahlah susah cakap. 

Sekolah favourite menjamin anak baguskah? Yang saya tau corat coret marut di jalanan pasca kelulusan itu didominasi oleh Sekolah yang dianggap favorite itu. 
Dinas Pendidikan kemudian membuat Pendaftaran Online Tahap 2. Masih banyak tidak adanya pemerataan di sekolah sekolah. 

Kebijakan Tahap 2 ini bisa saya maklumi mengingat untuk pemerataan di sekolah Negeri (Lupakan saja dulu swasta walau ini berimbas semakin sedikit yang menuju sekolah swasta)

Lalu kemudian datang lagi kebijakan Tahap 3 yang ternyata ada Penambahan Kelas untuk sekolah negeri, yang sebelumnya telah penuh. Hati saya hancur lemas berkeping keping, Zonasi apa ini!!! Kapan kita bisa buat masyarakat dewasa dengan sistem ini? ini setiap tahun terjadi. 

Ada efek yang kemudian terjadi lalu dianggap biasa
a. Moving class (Kelas yang kemudian berpindah pindah, masuk pas saat temen2nya jam olahraga, belajar di musholla, perpustakaan bahkan emperan kelas)
b. Belajar di sekolah lain (sementara bangunan dibuat, sekolah yang muridnya sedikit dan kapasitas ruang masih ada meminjamkan kepada sekolah dengan kapasitas banyak itu. Ini sakit sih saya bilang, apa perasaan anak anak dan guru guru yang tidak banyak kapasitasnya itu??? )

By the way, ini terjadi di kota saya!

Lalu apa, dan bagaimana nasib sekolah swasta di kota saya. Satu persatu mundur teratur dan kemudian menutup sekolahnya. 
Saya ada di sekolah swasta ini. Saya lihat bagaimana panitia di sekolah saya berjuang untuk mendapatkan siswa. Setiap pintu ruangan terbuka dan kemudian ada yang mendaftar ke sekolah, terlihat jelas wajah lega panitia, dan kemudian duduk menunggu dan terus menunggu. 

Saya tidak tau kedepannya akan bagaimana. Saya dan rekan rekan masih sangat berusaha sekuat tenaga untuk bertahan walau itu sangat sulit sekali. Terlalu banyak tarikan napas dan hembusan napas sakit akan kebijakan kebijakan yang dibuat. 

Kenapa kemudian bisa seperti ini?
Masyarakat terlalu sering dimanjakan. Sekolah Gratis,. Biaya Murah, Biaya Gratis hingga akhirnya itu yang dikejar. Gratis untuk siapa? Boleh saja asal pas. Bukan yang ber bmw, ber jazz, ber lamborghini bahkan juga mendapat gratis itu. 
Masyarakat terbiasa jika keinginan tidak terpenuhi, maka mengadu kemana mana. Anak anak kemudian jadi anak manja yang harus iya setiap mau nya.

Hari ini, dari hati yang paling dalam, ibu meminta maaf anak anakku, ibu dan kawan kawan di sekolah akan berjuang untuk sekolah kita. Namun jika kemudian, ada hal hal yang tidak menyenangkan terjadi, kalian sudah tau penyebabnya. Rekan rekan swastaku sekalian, Mari kita berjuang, ALLAH bersama kita. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makasi udah baca ceritanya kak ega.. please give ur comment and let me know who you are.. sekali lagi makasi kawan :)